Senin, 23 April 2012

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2012 DI PROVINSI BANTEN

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Februari dan Prakiraan Musim Hujan setiap bulan Agustus.
Berikut kami sampaikan Prakiraan Musim Kemarau Tahun 2012 di Provinsi Banten yang diterbitkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika, sebagai berikut :
Prakiraan Musim Kemarau 2012 ini memuat informasi Prakiraan Awal Musim Kemarau 2012, Perbandingan antara Prakiraan Awal Musim  Kemarau  2012 terhadap Rata-Rata atau Normalnya selama 30 tahun (1981-2010), dan Prakiraan Sifat Hujan selama periode Musim Kemarau 2012. Nilai rata-rata yang digunakan saat ini merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya periode 1971-2000.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data periode 30 tahun terakhir (tahun 1981 – 2010), wilayah Indonesia terdiri atas 342 Zona Musim (ZOM), yaitu Sumatera 54 ZOM, Jawa 150 ZOM, Bali 15 ZOM, Nusa Tenggara Barat 21 ZOM, Nusa Tenggara Timur 23 ZOM, Kalimantan 22 ZOM, Sulawesi 42 ZOM, Kepulauan Maluku 9 ZOM dan Papua 6 ZOM. Jumlah ZOM tersebut berbeda dengan ZOM sebelumnya yang berjumlah 220 ZOM, hal ini merupakan hasil pemutakhiran ZOM berdasarkan data 30 tahun periode 1981-2010 dari sebelumnya menggunakan data  periode 1971-2000 .

Fenomena yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia :
1.        El Nino dan La Nina
El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan atmosfer yang ditandai  memanasnya suhu muka laut di Ekuator Pasifik Tengah atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut  positif  (lebih panas dari rata-ratanya). Sementara, sejauhmana pengaruhnya El Nino di Indonesia, sangat tergantung dengan kondisi perairan wilayah Indonesia. Fenomena El Nino yang berpengaruh di wilayah Indonesia dengan diikuti berkurangnya curah hujan secara drastis, baru akan terjadi bila kondisi suhu perairan.
2.        Dipole Mode
Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut–atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera.  Perbedaan nilai anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Indeks (DMI).
3.        Sirkulasi Monsun Asia – Australia
Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia umumnya adalah pola monsun, yaitu sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali.

4.        Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
ITCZ merupakan daerah tekanan rendah yang memanjang dari barat ke  timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi 3 matahari ke arah utara dan selatan khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang berada di sekitar khatulistiwa, maka pada daerah-daerah yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan hujan.
5.        Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia
Kondisi suhu  permukaan  laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat  kaitannya dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia.  Jika suhu muka laut dingin berpotensi sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, sebaliknya panasnya suhu muka laut berpotensi cukup banyaknya uap air di atmosfer. 

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) DI PROVINSI BANTEN
A.       “Awal” Musim Kemarau 2012 pada Zona Musim (ZOM) di Provinsi Banten, diprakirakan umumnya berkisar pada bulan April, Mei, dan Juni 2012:
-            Sebanyak 49 ZOM awal musim kemarau antara dasarian I – III April 2012, meliputi  bagian utara Serang dan Tangerang;
-            Sebanyak 35 ZOM awal musim kemarau  antara dasarian I – III Juni 2012, meliputi  sebagian  besar Banten;

B.        “Sifat Hujan”  Musim  Kemarau  2012  pada  150  Zona Musim di Jawa, diprakirakan umumnya Normal (N) dan Atas Normal (AN).
-            Sebanyak 42 ZOM, sifat hujan musim  kemarau  2012 Atas Normal, meliputi Pandeglang, Lebak;
-            Sebanyak 87 ZOM, sifat hujan musim kemarau 2012 Normal, meliputi Serang, Tangerang

Tabel Prakiraan Musim Kemarau 2012 di Provinsi Banten

No

Daerah/Kabupaten
Awal Musim Kemarau Antara
Perbandingan Terhadap Rata-Rata  (Dasarian)

Sifat Hujan
1
2
3
4
5
55
Pandeglang dan Lebak bagian barat
Jun I - Jun III
0
AN
56
Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat daya 
Jun II - Jul I
+1
AN

57
Serang bagian selatan, 
Pandeglang bagian timur laut, Lebak bagian utara 

Mei III - Jun II

+2

N
58
Kota Cilegon, Kota Serang,  Serang bagian timur,  Tangerang bagian tengah, Kota Tangerang, Jakarta Pusat dan Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat 


Mar III - Apr II


+2


N
59
Serang bagian timur laut,
Tangerang bagian utara 
Mar III - Apr II
+2
N
61
Jakarta Timur / Jakarta Selatan
bagian selatan, Kota Tangerang / Kab Tangerang bagian selatan, Serang bagian tenggara, Lebak, Depok, Bogor bagian Utara dan timur laut 
Mei III - Jun II
0
N
62
Lebak Bagian Tengah
Jun I- Jun III
0
AN
63
Lebak Bagian tengah
Jun II – Jul I
0
AN




Ket :
Zom : Zona Muzim
Dasarian  :  Rentang Waktu selama 10 hari
Dasarian I : tanggal 1 -10
Dasarian II : tanggal 11-20
Dasarian III : tanggal 21-30

Sabtu, 14 April 2012

GUNUNG ANAK KRAKATAU (GAK)

Status Waspada (Level 2)
Gunung Anak Krakatau (GAK) Tgl 14 April 2012
Visual : GAK Kabut
Seismik : 1 x Vulkanik A
               624 x Vulkanik B
               19 x Hembusan Larua
                644 Kegempaan
Info : Petugas Pemantauan POS Pesauran
Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis analisis penyebab gempa 6 skala richter yang terjadi di wilayah Pandeglang, Banten. Gempa disebabkan adanya aktivitas subduksi (tektonik) di Selat Sunda.

"Berdasarkan analisis para pakar gempa bumi ITB, dalam tahun 2011 telah beberapa kali terjadi gempa yang mirip yaitu pada 12 Januari 2011 dan 30 Desember 2011. Gempa-gempa ini membuktikan bahwa subduksi di Selat Sunda secara tektonik aktif," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Minggu (15/4/2012).

Sutopo menjelaskan pusat gempa Minggu (15/4) pagi tadi terjadi di ujung utara bidang kontak dari lempeng Indo-Australia dengan Pulau Jawa. Gempa tersebut merupakan gempa subduksi. Ciri-ciri gempa subduksi terlihat dari arah jurusan gempa yang di atas 300 derajat dan kedalaman lebih dari 40 km dan mekanismenya sesar naik (thrust).

Menurut Sutopo, ditinjau dari lokasi gempa, maka sangat mungkin terjadi gempa susulan yang lebih besar di masa depan. Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk waspada.

"Adanya daerah kekosongan kegempaan (seismic gap) di bagian barat dayanya (Selat Sunda) yang berpotensi menghasilkan bencana kembali di masa depan. Maka masyarakat diwajibkan untuk terus waspada," pungkasnya.