Selasa, 25 Desember 2012

GELADI BANJIR DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN PANDEGLANG

Provinsi Banten merupakan wilayah yang memiliki berbagai keunggulan di berbagai bidang, tetapi wilayahnya yang dilalui oleh Ring of Fire (Cincin Api) dan 2 lempeng (Lempeng Euroasia dan Indo Australia) menjadikan Provinsi Banten sebagai wilayah yang rawan terhadap terjadinya bencana, salah satu jenis bencana yang rawan terjadi di Provinsi Banten yaitu banjir. Berdasarkan prakiraan potensi banjir yang terjadi di wilayah provinsi banten terkait meningkatnya curah hujan yang dikeluarkan oleh BMKG, Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu wilayah yang akan mengalami intensitas curah hujan pada tingkat menengah, sehingga Kabupaten Pandeglang diperkirakan sebagai daerah yang rawan berpotensi terkena bencana banjir.
Oleh karena itulah BPBD Provinsi Banten sebagai leading sector dalam penanggulangan bencana yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi, baik pada pra, saat dan pasca bencana mengadakan kegiatan geladi menghadapi bencana banjir di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Pandeglang pada tanggal 27-28 November 2012. Kegiatan geladi menghadapi bencana banjir ini merupakan salah satu kegiatan kesiapsiagaan penanggulangan bencana (pengurangan risiko bencana) yang lebih terfokus pada sebelum terjadi bencana dan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu Rencana Kontinjensi pada tanggal 1-2 Oktober 2012 di Hotel Mahadria dan Geladi Posko (TTX) yang dilaksanakan pada 8-12 Oktober 2012 bertempat di Hotel Kharisma Beach and Resort. Acara ini diikuti oleh BPBD Kab. Pandeglang, Koramil, Polsek, Dishub Kab. Pandeglang, Aparatur Desa, TAGANA, ORARI, RAPI, PMI, Pramuka, Dinas/Instansi yang terkait dan ormas serta LSM yang berada disekitar wilayah Kecamatan Sukaresmi Kab. Pandeglang.
Pada kegiatan ini, Asda III Provinsi Banten Bapak H. Eutik Suarta, SH  yang mewakili Gubernur Banten menyampaikan sambutan dan membuka cara secara resmi, dalam sambutannya beliau menyampaikan betapa pentingnya kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kemampuan personil dalam penanggulangan bencana serta memberikan wawasan kepada masyarakat tentang upaya antisipasi yang dapat dilakukan dalam penanggulangan bencana,  beliau juga mengapresiasi BPBD Provinsi Banten yang telah mengadakan kegiatan ini.
Kegiatan geladi ini bertujuan untuk :
1.        Meningkatkan kemampuan sistem manaj. Bencana untuk menilai kemampuannya dalam melaksanakan tugas
2.        Menguji koordinasi antar petugas dan antar organisasi
3.        Dapat mengidentifikasi kemampuan dan kekurangan sumber daya termasuk personil
4.  Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap upaya kesiapsiagaan yang harus dilakukan bila terjadi bencana
Dalam kegiatan ini skenario yang disusun bersama oleh BPBD Provinsi Banten dan Korem 064 Maulana Yusuf Banten disampaikan oleh Kasi Ops Korem 064 Maulana Yusuf Agustatius Sitepu, S.Sos, M.Si dan disampaikan pula bagaimana cara pertolongan darurat terhadap korban bencana yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang dan PMI. Dengan diadakannya kegiatan geladi banjir ini diharapkan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana, meningkatnya kemampuan seluruh aparatur, dunia usaha dan seluruh elemen masyarakat dalam penanganan bencana serta semakin solidnya koordinasi antar lembaga/instansi terkait kebencanaan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana.




















Senin, 03 Desember 2012

SOSIALISASI PEMBENTUKAN DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA TAHUN 2012 DI PROVINSI BANTEN



Masyarakat yang berada di desa/kelurahan adalah penerima dampak langsung dari bencana, dan sekaligus sebagai pelaku langsung yang akan merespon bencana di sekitarnya. Banyak pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat. Banyak juga pihak lain yang bekerja bersama masyarakat. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan semua yang dimiliki, masyarakat desa/kelurahan perlu membuat mereka tangguh terhadap dampak bencana, sehingga risiko korban jiwa, kerugian harta, dan lain lain akan bisa diperkecil dan bahkan dihindari. Masyarakat yang tangguh bencana (disaster-resilient community) ialah masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak, melalui adaptasi. Mereka juga mampu mengelola dan menjaga stuktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana. Dan kalau terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali (John Twigg, 2009).
Sebagai salah satu upaya untuk membangun masyarakat tangguh, BNPB melalui BPBD Provinsi Banten memiliki program pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Pelaksanaan program ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan penguatan dan pengembangan dari program-program pemberdayaan di desa/kelurahan yang sudah dilaksanakan oleh kementerian / lembaga, organisasi internasional, dan organisasi nasional. Program ini adalah bagian dari pengembangan kapasitas (salah satu elemen dalam sistem nasional penanggulangan bencana) untuk masyarakat di desa/kelurahan.
Pengembangan Desa Tangguh di Provinsi Banten Tahun 2012 ini terfokus pada 2 Desa di Kecamatan Cinangka Kab. Serang, yaitu Desa Pasauran dan Desa Sindang Laya. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober s.d 24 November 2012  sebanyak 15 kali pertemuan di masing-masing Desa.
Program Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ini bertujuan untuk :
1.         Mendorong terwujudnya masyarakat desa/kelurahan tangguh dalam menghadapi bencana lebih terarah, terpadu, terencana dan terkoordinasi;
2.        Mendorong sinergi untuk saling melengkapi dengan seluruh program yang ada di desa/kelurahan yang dilaksanakan oleh Kementerian / Lembaga Organisasi-Organisasi Non-Pemerintah lainnya termasuk sektor swasta.

Pada kegiatan ini peserta juga diberikan penjelasan mengenai program pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana serta beberapa sesi penjelasan dan diskusi yang mencakup pembahasan :
1.         Peta Ancaman Bencana
2.        Peta dan Analisis Kerentanan
3.        Peta dan Penilaian Kapasitas
4.        Draft Rencana Penanggulangan Bencana
5.        Draft Rencana Aksi Komunitas untuk Pengurangan Risiko Bencana
6.        Relawan Penanggulangan Bencana (Termasuk Forum Pengurangan Risiko Bencana)
7.        Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat
8.       Rencana Kontinjensi (Termasuk Evakuasi)
9.        Pola Ketahanan Ekonomi
Kedua desa memberikan apresiasi dan perhatian yang tinggi terhadap kegiatan ini, hal ini tercermin dari antusias peserta kegiatan yang berperan aktif dalam diskusi-diskusi menyangkut apa saja yang harus mereka perbuat terhadap desa mereka sehingga bisa menjadi salah satu desa yang tangguh dalam menghadapi bencana.
Hal  yang ingin dicapai dari pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ini adalah masyarakat memiliki kesiapan untuk menghadapi bencana dan kemampuan untuk mengurangi risiko, serta memiliki ketahanan dan kekuatan untuk membangun kembali kehidupannya setelah terkena dampak bencana












Senin, 05 November 2012

GELAR RELAWAN PENANGGULANGAN BENCANA TAHUN 2012 DI PROVINSI BANTEN



Sebanyak 650 relawan penanggulangan bencana (PB) mengikuti Apel Siaga Relawan PB 2012 pada Rabu siang (31/10/2012) di Stadion Maulana Yusuf, Serang, Banten yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kegiatan ini merupakan kesatuan rangkaian kegiatan dalam acara Gelar Relawan PB 2012 pada 30 Oktober – 1 November 2012 yang meliputi sarasehan PB, apel siaga relawan, bakti sosial, pameran PB, tanam mangrove dan tabur bunga di taman makam pahlawan. Tema Gelar Relawan ini adalah “Menjadi relawan yang tanggap, tangkas dan tangguh untuk mewujudkan masyarakat tangguh bencana”.
Dalam laporannya sebagai Ketua Panitia, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Drs. Muhtaruddin, M.Si., menyampaikan, “Melalui Gelar Relawan PB 2012 ini diharapkan para relawan dapat meningkatkan kemampuan, memahami tugasnya dan terampil dalam melakukan tugas kemanusiaan dalam penyelenggaraan PB. Di samping itu diperlukan penyamaan persepsi guna meningkatkan koordinasi antar kelompok/cluster relawan dan antar relawan tersebut.” 
Muhtaruddin memaparkan tentang tujuan dan sasaran Gelar Relawan PB 2012 ini. Tujuan gelar relawan adalah untuk (1) Membangun komunikasi dan koordinasi antar-relawan dalam penyelenggaraan PB, (2) Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan relawan sesuai keahlian bidang PB, (3) Meningkatkan kesiapsiagaan dan ketrampilan relawan, dan (4) Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya PB. Sedangkan sasarannya adalah (1) Terjalinnya koordinasi yang efektif antar-relawan, (2) Meningkatnya pemahaman, kemampuan dan keterampilan serta kepedulian relawan kepada masyarakat terkait  dalam penyelenggaraan PB, dan (3) Meningkatnya kesiapsiagaan relawan dan aparatur terkait dalam PB.
Dalam kata sambutan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), DR. Syamsul Maarif, Msi., yang dibacakan oleh Sekretaris Utama BNPB, Ir. Fatchul Hadi, Dipl.H.E., menyampaikan, “Acara gelar relawan penanggulangan bencana akan kita laksanakan setiap tahun di seluruh wilayah Indonesia. Acara ini merupakan wahana untuk bersilahturahmi dan sharing informasi antar relawan penanggulangan bencana yang berasal dari unsur pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat dalam rangka meningkatkan upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana.”
Menurut Syamsul Maarif, sejak beberapa tahun belakangan frekuensi dan intensitas bencana di Indonesia seperti gempa bumi dan tsunami, banjir, longsor, angin puting beliung semakin meningkat dan menelan korban baik nyawa maupun harta benda yang besar, sehingga menuntut kesadaran dan kesiapsiagaan karena berada pada kawasan rawan bencana. Menyadari adanya ancaman bencana tersebut, maka diperlukan upaya kesinergiaan gerak dan langkah seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dalam PB yang cepat, tepat, dan terpadu. Hal ini dilakukan mulai dari tahap prabencana, tanggap darurat sampai rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sesuai amanat UU No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan Bencana, bahwa penanggulangan bencana merupakan urusan semua pihak, walaupun sebagai penanggung jawab adalah pemerintah. Namun demikian masyarakat sebagai garda terdepan jika terjadi bencana, maka perlu ditingkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Salah satunya dengan meningkatkan perannya sebagai relawan PB. Relawan merupakan suatu wujud tugas kemanusiaan yang patut dihargai atas peran dan tugasnya  yang tak kenal lelah dan selalu berada di samping masyarakat yang terpapar bencana.
Syamsul Maarif berpesan kepada Pemerintah dalam hal ini BNPB dan BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota hendaknya dapat mengidentifikasi dan menginventarisasi secara menyeluruh akan keberadaan relawan baik yang berasal dari pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat yang sudah mempunyai tingkat ketrampilan tertentu dan sudah teruji melalui peran dan tugasnya dalam misi kemanusiaan darurat bencana.
Sesuai dengan keberagaman ancaman bencana dan masyarakat Indonesia, penanganan bencana di masing-masing wilayah tidak dapat dilaksanakan secara seragam, karena kondisi kearifan lokal masyarakat di suatu daerah berbeda dengan daerah lain, untuk itu peran relawan lokal yang telah mengenal budaya dan tradisi masyarakatnya  sangat dibutuhkan.
Kepada para pihak terkait dengan relawan dan para relawan itu sendiri, Syamsul Maarif menegaskan hal-hal sebagai berikut:
1.  Kepada Pemerintah Daerah kegiatan fasilitasi relawan baik berupa peningkatan kemampuan teknis maupun  gladi untuk tetap dilaksanakan karena para relawan inilah yang akan menjadi ujung tombak untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana di saat kedaruratan.
2.   Kepada para pembina relawan untuk tetap menjalin kekompakan dan silahturahmi serta meningkatkan kemampuan relawan serta selalu menambah jumlahnya dengan keahlian-keahlian khusus, karena kejadian bencana secara frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat.
3.      Kepada para pimpinan lembaga usaha, marilah kita tetap menjalin dan meningkatkan kerjasama, karena penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah, namun menjadi tanggung jawab bersama.
4.  Kepada para relawan hendaknya selalu siap siaga, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan siap untuk dikerahkan baik dalam wilayah sendiri maupun wilayah lainnya.
Syamsul Maarif mengakhiri pidato sambutannya yang dibacakan oleh Fatchul Hadi dengan menyampaikan, “Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas peran dan sumbangsihnya terhadap peran para relawan dalam bencana tak lupa teriring doa semoga tuhan senantiasanya memberkati kesehatan, keselamatan dan tetap semangat dalam menjalankan tugas kemanusiaan.”
Peserta Apel Siaga PB 2012 dengan jumlah total 650 orang itu berasal dari berbagai unsur dari wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Peserta dari unsur Kementrian/Lembaga sebanyak 55 orang, Pemerintah daerah Banten 200 orang, DKI Jakarta 50 orang dan Jawa Barat 30 orang. Ada 7 lembaga dari unsur lembaga usaha dengan peserta sebanyak 67 orang. Dari Unsur Perguruan Tinggi ada 20 orang, dari masyarakat dan organisasi sosial masyarakat sebanyak 225 orang; serta perwakilan relawan dari Jawa Timur sebanyak 5 orang.
Penyelenggaraan Gelar Relawan PB 2012 ini dilakukan oleh BNPB dan dengan dukungan dari berbagai pihak seperti dukungan logistik dari PT. Pertamina, PT. Telkom, PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motor, PT. Jasa Marga, PT. Garuda Indonesia dan PT. Pelindo II. Sedangkan untuk bakti sosial berupa donor darah dari PMI Banten, pengobatan masyarakat dari Sampoerna Rescue, RSI Pondok Kopi dan Baznas, serta penanaman mangrove dari Garuda Indonesia dan PLN.