Sebanyak 650 relawan penanggulangan bencana (PB) mengikuti
Apel Siaga Relawan PB 2012 pada Rabu siang (31/10/2012) di Stadion Maulana
Yusuf, Serang, Banten yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB). Kegiatan ini merupakan kesatuan rangkaian kegiatan dalam acara
Gelar Relawan PB 2012 pada 30 Oktober – 1 November 2012 yang meliputi sarasehan
PB, apel siaga relawan, bakti sosial, pameran PB, tanam mangrove dan tabur
bunga di taman makam pahlawan. Tema Gelar Relawan ini adalah “Menjadi relawan
yang tanggap, tangkas dan tangguh untuk mewujudkan masyarakat tangguh bencana”.
Dalam laporannya sebagai Ketua Panitia, Direktur
Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Drs.
Muhtaruddin, M.Si., menyampaikan, “Melalui Gelar Relawan PB 2012 ini diharapkan
para relawan dapat meningkatkan kemampuan, memahami tugasnya dan terampil dalam
melakukan tugas kemanusiaan dalam penyelenggaraan PB. Di samping itu diperlukan
penyamaan persepsi guna meningkatkan koordinasi antar kelompok/cluster
relawan dan antar relawan tersebut.”
Muhtaruddin memaparkan tentang tujuan dan sasaran Gelar
Relawan PB 2012 ini. Tujuan gelar relawan adalah untuk (1) Membangun komunikasi
dan koordinasi antar-relawan dalam penyelenggaraan PB, (2) Meningkatkan
pemahaman dan ketrampilan relawan sesuai keahlian bidang PB, (3) Meningkatkan
kesiapsiagaan dan ketrampilan relawan, dan (4) Meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap upaya PB. Sedangkan sasarannya adalah (1) Terjalinnya
koordinasi yang efektif antar-relawan, (2) Meningkatnya pemahaman, kemampuan
dan keterampilan serta kepedulian relawan kepada masyarakat terkait dalam
penyelenggaraan PB, dan (3) Meningkatnya kesiapsiagaan relawan dan aparatur
terkait dalam PB.
Dalam kata sambutan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), DR. Syamsul Maarif, Msi., yang dibacakan oleh Sekretaris Utama
BNPB, Ir. Fatchul Hadi, Dipl.H.E., menyampaikan, “Acara gelar relawan
penanggulangan bencana akan kita laksanakan setiap tahun di seluruh wilayah
Indonesia. Acara ini merupakan wahana untuk bersilahturahmi dan sharing
informasi antar relawan penanggulangan bencana yang berasal dari unsur
pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat dalam rangka meningkatkan upaya kesiapsiagaan
menghadapi bencana.”
Menurut Syamsul Maarif, sejak beberapa tahun belakangan
frekuensi dan intensitas bencana di Indonesia seperti gempa bumi dan tsunami,
banjir, longsor, angin puting beliung semakin meningkat dan menelan korban baik
nyawa maupun harta benda yang besar, sehingga menuntut kesadaran dan
kesiapsiagaan karena berada pada kawasan rawan bencana. Menyadari adanya
ancaman bencana tersebut, maka diperlukan upaya kesinergiaan gerak dan langkah
seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dalam PB yang cepat, tepat,
dan terpadu. Hal ini dilakukan mulai dari tahap prabencana, tanggap darurat
sampai rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sesuai amanat UU No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
Bencana, bahwa penanggulangan bencana merupakan urusan semua pihak, walaupun
sebagai penanggung jawab adalah pemerintah. Namun demikian masyarakat sebagai
garda terdepan jika terjadi bencana, maka perlu ditingkatkan kesiapsiagaan
menghadapi bencana. Salah satunya dengan meningkatkan perannya sebagai relawan
PB. Relawan merupakan suatu wujud tugas kemanusiaan yang patut dihargai atas
peran dan tugasnya yang tak kenal lelah dan selalu berada di samping
masyarakat yang terpapar bencana.
Syamsul Maarif berpesan kepada Pemerintah
dalam hal ini BNPB dan BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota hendaknya dapat
mengidentifikasi dan menginventarisasi secara menyeluruh akan keberadaan
relawan baik yang berasal dari pemerintah, lembaga usaha dan masyarakat yang
sudah mempunyai tingkat ketrampilan tertentu dan sudah teruji melalui peran dan
tugasnya dalam misi kemanusiaan darurat bencana.
Sesuai dengan keberagaman ancaman bencana
dan masyarakat Indonesia, penanganan bencana di masing-masing wilayah tidak
dapat dilaksanakan secara seragam, karena kondisi kearifan lokal masyarakat di suatu
daerah berbeda dengan daerah lain, untuk itu peran relawan lokal yang telah
mengenal budaya dan tradisi masyarakatnya sangat dibutuhkan.
Kepada para pihak terkait dengan relawan
dan para relawan itu sendiri, Syamsul Maarif menegaskan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kepada
Pemerintah Daerah kegiatan fasilitasi relawan baik berupa peningkatan kemampuan
teknis maupun gladi untuk tetap dilaksanakan karena para relawan inilah
yang akan menjadi ujung tombak untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang
terdampak bencana di saat kedaruratan.
2. Kepada
para pembina relawan untuk tetap menjalin kekompakan dan silahturahmi serta
meningkatkan kemampuan relawan serta selalu menambah jumlahnya dengan
keahlian-keahlian khusus, karena kejadian bencana secara frekuensi dan intensitasnya
semakin meningkat.
3.
Kepada
para pimpinan lembaga usaha, marilah kita tetap menjalin dan meningkatkan
kerjasama, karena penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah, namun
menjadi tanggung jawab bersama.
4. Kepada
para relawan hendaknya selalu siap siaga, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan
siap untuk dikerahkan baik dalam wilayah sendiri maupun wilayah lainnya.
Syamsul Maarif mengakhiri pidato sambutannya yang dibacakan
oleh Fatchul Hadi dengan menyampaikan, “Sekali lagi saya mengucapkan terima
kasih atas peran dan sumbangsihnya terhadap peran para relawan dalam bencana
tak lupa teriring doa semoga tuhan senantiasanya memberkati kesehatan,
keselamatan dan tetap semangat dalam menjalankan tugas kemanusiaan.”
Peserta Apel Siaga PB 2012 dengan jumlah
total 650 orang itu berasal dari berbagai unsur dari wilayah Jawa Barat, Banten
dan DKI Jakarta. Peserta dari unsur Kementrian/Lembaga sebanyak 55 orang,
Pemerintah daerah Banten 200 orang, DKI Jakarta 50 orang dan Jawa Barat 30
orang. Ada 7 lembaga dari unsur lembaga usaha dengan peserta sebanyak 67 orang.
Dari Unsur Perguruan Tinggi ada 20 orang, dari masyarakat dan organisasi sosial
masyarakat sebanyak 225 orang; serta perwakilan relawan dari Jawa Timur
sebanyak 5 orang.
Penyelenggaraan Gelar Relawan PB 2012 ini
dilakukan oleh BNPB dan dengan dukungan dari berbagai pihak seperti dukungan
logistik dari PT. Pertamina, PT. Telkom, PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motor,
PT. Jasa Marga, PT. Garuda Indonesia dan PT. Pelindo II. Sedangkan untuk bakti
sosial berupa donor darah dari PMI Banten, pengobatan masyarakat dari Sampoerna
Rescue, RSI Pondok Kopi dan Baznas, serta penanaman mangrove dari Garuda
Indonesia dan PLN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.